"Masalah kok disambut, ya seharusnya diusir lah.."
Apakah Anda setuju dengan pendapat di atas? Banyak dari kita mungkin sependapat dengan pernyataan itu. Siapa sih yang suka menghadapi masalah?
Tidak seorang pun tentunya. Kita tentu berharap hidup itu indah, mulus,
bahagia dan tanpa masalah. Namun adakah kehidupan yang seperti itu?
Jawabannya adalah "Tidak ada, sahabatku!"
Bahkan sejak pertama kali lahir dari kandungan ibu, kita sudah diperhadapkan dengan masalah. Seorang bayi yang lahir,
ia keluar dari kenyamanan kandungan ibunya dan langsung menangis. Namun
tahukah Anda bahwa menangis adalah tanda bahwa bayi itu sehat karena
pada saat ia menangis mengembangkan paru-parunya dan mendorong oksigen
masuk ke aliran darahnya. Jadi ketidaknyamanan yang bayi itu alami
adalah sesuatu yang baik.
Demikian
juga seterusnya dalam pertumbuhan seorang manusia, masalah yang Tuhan
ijinkan datang kepada kita adalah untuk kebaikan kita. Sebab itu
dituliskan dalam Yakobus 1:2-3 :
Saudara-saudaraku,
anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam
berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu
itu menghasilkan ketekunan.
Kata pencobaan dalam Alkitab versi The Massage dalam ayat di atas dituliskan sebagai "test and challange"
yaitu ujian dan tantangan. Jadi sikap yang benar dan Tuhan inginkan
kita miliki saat menghadapi ujian dan tantangan kehidupan adalah kita
merasa bahagia.
Mengapa kita harus merasa berbahagia dan menyambut saat ujian dan tantangan kehidupan datang?
Mengapa kita harus merasa berbahagia dan menyambut saat ujian dan tantangan kehidupan datang?
1. Melaluinya kita belajar kebenaran Kerajaan Allah
Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. ~ Mazmur 119:71
Dalam versi The Massage ayat di atas diterjemahkan seperti ini: "My troubles turned out all for the best--they forced me to learn from your textbook."
Jadi tes dan ujian dalam kehidupan kita, adalah cara Tuhan untuk
mengajar kita nilai-nilai Kerajaan Allah, sehingga kebenaran yang
tertulis dalam Alkitab tersebut bukan sekedar teori dan kita hafal saja,
namun juga kita hidupi.
Terkadang
untuk belajar sesuatu yang sulit, kita tidak melakukannya dengan rela
hati. Itu sebabnya ada waktu-waktu tertentu dimana Tuhan merancang
situasi dan kondisi dimana kita akhirnya "terpaksa" belajar (they forced me to learn) dan menghidupi kebenaran Kerajaan Allah itu.
2. Meluruskan jalan-jalan kita
Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. ~ Mazmur 119:67
Seringkali
kita tidak menyadari bahwa diri kita sudah menyimpang dari jalan-jalan
yang Tuhan tetapkan, dan karena kasih Tuhan yang begitu besar kepada
kita, Ia meluruskan jalan kita dan menyadarkan kita akan kesalahan kita.
Cara yang Tuhan pilih salah satunya adalah melalui masalah. Mengapa?
Seberapa sering kita ingat kepada Tuhan saat hidup baik-baik saja dan
penuh kebahagian? Jarang bukan, karena saat itu kita merasa tidak butuh
Tuhan.
Namun
saat masalah melanda, dan tidak ada jalan dan pertolongan lain, maka
pandangan kita terarah kembali kepada Tuhan. Seperti kisah anak yang
terhilang, saat kondisinya sudah berada di paling sulit, ia memutuskan
kembali pada bapanya. Hal inilah yang harus kita lakukan, datanglah
kembali kepada Bapa Sorgawi, dengarkanlah bimbingan dan tuntunan-Nya
sebab Ia mengasihi Anda dan saya.
3. Mengukur pertumbuhan
Saat
kita masih duduk di bangku sekolah dan kuliah bukankah kita harus
menghadapi ujian untuk bisa naik kelas? Hal yang sama berlaku dalam
sekolah kehidupan, Tuhan mengijinkan ujian dan tantangan terjadi untuk
mengukur seberapa kemampuan kita dan apakah kita sudah bisa naik ke
level yang lebih tinggi, atau bisa diartikan juga menjadi lebih dewasa
baik dalam pemikiran maupun dalam kerohanian.
Ingatlah janji Tuhan ini:
Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi
kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan
membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia
akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat
menanggungnya. ~ 1 Korintus 10:13
Hal yang sangat penting dan harus diingat : Jika Tuhan memberikan ujian, Dia sudah menyiapkan kunci jawabannya.
Jadi,
tidak perlu takut atau kuatir saat masalah datang karena kita pasti
bisa menghadapinya karena hal itu pasti tidak melebihi kekuatan kita.
Kekuatiran dan ketakutan hanya akan melemahkan diri kita saja.
Sebaliknya saat kita menyadari bahwa Tuhan memegang kendali atas segala
situasi, maka iman kita dikuatkan dan kita bisa menghadapi masalah itu
seperti Nabi Habakuk :
Sekalipun
pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon
zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan
makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi
dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria
di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ~ Habakuk 3:17-18
Namun
satu hal yang perlu diingat bahwa masalah yang bisa kita sambut adalah
masalah yang Tuhan ijinkan terjadi, bukan masalah yang kita buat
sendiri. Karena tak jarang manusia sering membuat masalah sendiri, orang
itu dicobai oleh keinginannya sendiri dan dipikat olehnya yang akhirnya
berujung pada dosa (Yakobus 1:14-15). Ingatlah bahwa Tuhan menciptakan
kita sebagai "problem solver" bukan "trouble maker", jadilah garam dan terang sehingga nama Tuhan ditinggikan oleh setiap hal yang terjadi dalam hidup kita.
Hadapilah
masalah seperti seorang peselancar yang bersemangat saat menghadapi
ombak tinggi, karena itu artinya ia bisa menikmati sensasi menegangkan
berselancar di atas ombak. Demikian juga kita, saat masalah datang
hadapilah dengan semangat karena itu artinya kita bisa menikmati dan
menyaksikan bagaimana Tuhan berkarya dengan ajaib dalam hidup kita.
Sumber : Puji Astuti | Jawaban.com
0 comments:
Post a Comment