Penyakit
ginjal memang tidak menular, tetapi menimbulkan kematian dan dibutuhkan
biaya mahal untuk pengobatan yang terus berlangsung seumur hidup
pasien. Karenanya peningkatan kesadaran dan deteksi dini akan mencegah
komplikasi penyakit ini menjadi kronis.
Menurut
Prof.Dr.dr.Endang Susalit, SpPD-KGH, dari Divisi Ginjal Hipertensi
FKUI, penyakit ginjal disebut kronik jika kerusakannya sudah terjadi
selama lebih dari tiga bulan dan lewat pemeriksaan terbukti adanya
kelainan struktur atau fungsi ginjal. Pada penyakit ginjal kronik
terjadi penurunan fungsi ginjal secara perlahan sehingga terjadi gagal
ginjal yang merupakan stadium terberat penyakit ginjal kronik. Jika
sudah sampai stadium ini, pasien memerlukan terapi pengganti ginjal
berupa cuci darah (hemodialisis) atau cangkok ginjal yang biayanya
mahal.
Berat
ginjal yang kita miliki memang hanya 150 gram atau sekitar separuh
genggaman tangan kita. Tetapi fungsi ginjal sangat strategis dan
mempengaruhi semua bagian tubuh. Selain mengatur keseimbangan cairan
tubuh, eletrolit, dan asam basa, ginjal juga akan membuang sisa
metabolisme yang akan meracuni tubuh, mengatur tekanan darah dan menjaga
kesehatan tulang.
Kenali tandanya
Penyakit
ginjal sering tanpa keluhan sama sekali, tidak jarang seseorang
kehilangan 90 persen fungsi ginjalnya sebelum mulai merasakan keluhan.
Pasien sebaiknya waspada jika mengalami gejala-gejala seperti: tekanan
darah tinggi, perubahan jumlah kencing, ada darah dalam air kencing,
bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, rasa lemah serta sulit tidur,
sakit kepala, sesak, dan merasa mual dan muntah.
Setiap
orang dapat terkena penyakit ginjal, namun mereka yang disarankan
melakukan pemeriksaan dini adalah orang yang memilik faktor risiko
tinggi, yakni mereka yang memiliki riwayat darah tinggi di keluarga,
diabetes, penyakit jantung, serta ada anggota keluarga yang dinyatakan
dokter sakit ginjal. Ada
beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi
ginjal kita. Yang paling umum adalah pemeriksaan urin. Adanya protein
atau darah dalam kencing menunjukkan kelainan dari ginjal. Selain itu,
kita juga bisa melakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar
kreatinin dan urea dalam darah. Jika ginjal tidak bekerja, kadar kedua
zat itu akan meningkat dalam darah. Pemeriksaan lanjutan untuk mengenali
kelainan berupa pemeriksaan radiologis dan biopsi ginjal. Biasanya
pemeriksaan ini atas indikasi tertentu dan sesuai saran dokter.
Gaya hidup sehat
Gangguan
ginjal bisa dicegah dengan berbagai cara, terutama dengan menerapkan
gaya hidup sehat. Berhenti merokok, memperhatikan kadar kolesterol,
kendalikan berat badan, menghindari kekurangan cairan dengan cukup minum
air putih tidak lebih dari 2 liter setiap hari. "Minum air secara
berlebihan justru akan merusak ginjal," kata Dr.David Manuputty, SpBU
dari RSCM Jakarta.
Selain
gaya hidup sehat, lakukan pemeriksaan kesehatan tahunan pada dokter,
mintalah pula agar urin Anda diperiksa untuk melihat adanya darah atau
protein dalam urin. Yang tak kalah penting, berhati-hatilah dalam
menggunakan obat anti nyeri khususnya jenis obat anti inflamasi non
steroid (NSAID).
0 comments:
Post a Comment